Rabu, 07 Juni 2017



Surat At-Talaq Ayat 12
اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ وَمِنَ الْأَرْضِ مِثْلَهُنَّ يَتَنَزَّلُ الْأَمْرُ بَيْنَهُنَّ لِتَعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ وَأَنَّ اللَّهَ قَدْ أَحَاطَ بِكُلِّ شَيْءٍ عِلْمًا


Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. Perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan sesungguhnya Allah ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu.
Quraish Shihab.Hanya Allahlah yang menciptakan tujuh lapis langit dan seperti itu pula bumi. Perintah Allah berlaku di dalamnya. Itu semua agar kalian mengetahui bahwa Allah Mahakuasa atas segala sesuatu dan Ilmunya meliputi segalanya.
Dalam tafsir Jalalain. Allah-lah yang menciptakan tujuh lapis langit dan seperti itu juga dengan bumi, bumi yang tujuh lapis. Turunlah wahyu di antaranya, di langit dan bumi malaikat Jibril turn dari langit yang ketujuh hingga kebumi yang tujuh lapis. Allah memberi tahu kepada kalian akan hal tersebut, yaitu mengenai masalah penciptaannya. Bahwasanya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan sesungguhnya Allah yang ilmunya benar meliputi segala. (Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi) tujuh lapis bumi. (Turunlah perintah) wahyu-Nya (di antaranya) di antara langit dan bumi, malaikat Jibril turun dari langit yang ketujuh hingga ke bumi lapis tujuh (agar kalian mengetahui) lafal lita'lamuu bertaalluq kepada lafal yang tidak disebutkan, yakni Allah memberi tahu kepada kalian akan hal tersebut, yaitu mengenai masalah penciptaan dan penurunan wahyu-Nya (bahwasanya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan sesungguhnya Allah ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu).
Pemaknaan angka tujuh di dalam berbagai kitab tafsir berbeda satu sama lain. Ada yang mengartikan kata tujuh sebagai simbol jumlah yang tak terbatas, artinya bukan tiga sebagai standard simbol jamak di dalam hitungan Arab. Dalam tradisi Yunani dan Romawi kuno angka tujuh dimaknai sebagai lambang kemajmukan.
Kemudian berkembanglah berbagai pendapat. Para ilmuan dapat menjelaskan dengan baik dan jelas bagian dalam bumi. Jika melihat di bawah kulit bumi, kita akan mendapatkan tingkatan lain terdiri dari bebatuan yang terbakar yang merupakan pelindiung bebatuan kemudian ada lagi tiga tingkatan lain yang berbeda, dilihatdari segi ketebalannyadan tekanan suhunya yang tinggi.oleh sebab itu, para ilmuan mengklasifikasikan bumi terdiri dari tujuh tingkatan dan tidak mungkin lebih dari 7 tingkatan. Dari 3 tingkatan bumi, kita mendapatkan kulit yang tipis kemudian dikelilingi oleh 4 hiasan yang bertingkat seperti jarring. Lalu terbentuklah menjadi 7 tingkatan.begitu pula dengan langit yang memiliki tujuh lapis atmosfer. Seperti yang telag diungkapakan oleh surah At-Thalaq ayat 12. Dan surah Al-Mulk ayat 3 menjelaskan ada dua sifat langit.
1.      Jumlah langit ada tujuh
2.      Bentuk bumi yang bertingkat-tingkat
Ada juga yang menafsirkan, bahwa maksud wahyu turun di antara langit dan bumi, dibawa oleh malaikat Jibril dari langit ketujuh sampai ke bumi, atau berlaku pada syariat dan hukum agama yang Allah mewahyukan kepada para rasul untuk mengingatkan mereka dan menasehati mereka, demikian juga berlaku dengan perintahnya yang takdir terhadap alam semesta, dengannya Allah mengatur hamba-hambanya. Semua itu dimaksudkan agar para hamba dapat mengenalnya dan mengetahui kekuasaan allah dan pengetahuan terhadap segala sesuatu, dimana mereka telah mengenalinya dengan sifat-sifat yang suci dan nama-nama yang indah, beribah kepadanya, mencintainya, dan memenuhi hak-haknya, maka berarti ia telah melaksanakan yang diinginkan dari penciptanya dan perintahnya, yaitu dengan mengenal allah  dan beribadah kepadanya. Dan orang yang mendapatkan taufiq dari hamba-hamba allah yang shaleh yang dapat menjalankannya, sedangkan orang-orang yang zalim berpaling darinya.
Allah berfirman seraya menceritakan tentang kekuasaannya yang sempurna dan kemampuannya yang luar biasa, agar yang demikian itu menjadi motivasi untuk menjunjung tinggi agama yang telah disyaratkan. Yang demikian itu sama seperti firman Allah Ta’ala yang menceritakan tentang Nabi Nuh di mana dulu ia pernahberkata pada kaumnya: “ Tidakkah kamu melihat bagaimana Allah menciptakan tujuh langit bertingkat-tingkat?”. (Q.S.65:12)
Dan firmannya: “ Langit yang tujuh, bumi, dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah”. (Q.S. Al-Isra:44). Dan firman selanjutnya: “ Dan bumi seperti itu pula”. Yakni, juga berlapis tujuh, sebagaimana yang disebutkan dalam kitab ash-Sbabibain.
Dalam buku selanjutnya menyatakan Ayat ini lalu menjelaskan aneka anugrah Allah bagi mereka yang beriman dan beramal saleh, serta janji Allah bagi mereka yang beriman dan beramal saleh. Untuk lebih menyakinkan tentang kebenaran janji itu ayat di atas menunjukkan itu adalah Allah yang menciptakan dari tiada tujuh langit dan bumi.
Seperti mereka yakni diciptakan Allah seperti langit yang tujuh itu. Turun perintah Allah antara mereka yakni antara langit yang tujuh dan bumi itu dengan turunnya malaikat Jibril as. Ke bumi membawa wahyu Ilahi atau aneka ketetapan Allah yang wujud di bumi ini. Allah yang menyampaikan kepada kamu informasi ini Agar kamu mengetahui bahwa Allah atas segala sesuatu Maha Kuasa, dan bahwa Allah, benar-benar ilmunya telah meliputi segala sesuatu. Karena itu bertakwalah kepadanya, laksanakan tuntunannya, termasuk pesannya yang diuraikan sejak awal surah ini juga menyangkut tentang Thalaq dan Iddah.
Firmannya: (wa min al-ardh mitslahun), dan bumi seperti mereka ada yang memahaminya dalam arti bilangan bumi seperti bilangan tujuh langit itu. Pendapat lain menyatakan bahwa kesepertian itu dari sisi penciptaan. Yakni sebagaimana Allah yang menciptakan langit yang tujuh itu, seperti itu juga Dia yang menciptakan bumi ini. Penciptaan bumi walau hanya satu, kehebatan penciptaan itu tidaklah kurang mengagumkan dibanding dengan penciptaan langit yang tujuh itu Bisa juga persamaan dan kesepertian itu, dari sisi bentuknya yang lonjong dan bulat, atau  dalam peredarannya, yakni bumi pun beredar sebagaimana langit atau planet-planet yang lain beredar. Yang memahami persamaannya pada bilangan, ada yang menyatakan bahwa maksudnya adalah lapisan bumi, atau benua-benua yang tadinya ada jauh sebelum dikenalnya alat-alat transportasi laut, dan sebelum berpisahnya benua Asia dan Eropa serta sebelum tenggelamnya beberapa benua. Turunnya perintah itu dalam arti proses yag dilaluinya dari sumber pertama lalu turun melalui langit demi langit sampai akhirnya tiba di pentas bumi sehingga wujud dalam kenyataan apa yang diperintahkan itu berupa dampak sesuatu seperti rezeki, kematian, kehidupan, kemuliaan, kehinaan, dan lain-lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar